Minggu, 15 Maret 2015

Fakta Mikroba Google Meningkatkan Panen Padi, Jagung dan Kedelai

A.     Manfaat  Mikroba  Penyubur dalam  Memacu  Produktivitas
Padi, Jagung dan Kedelai



Sebagai contoh pupuk hayati Bio P 2000 Z dengan teknologi mutakhir sistem Bio perforasi;  Pupuk hayati Bio Perforasi diramu dari kumpulan mikro-organisme indegenus terseleksi bersifat unggul berguna yang dikondisikan agar dapat hidup harmonis bersama saling bersinergi dengan kultur mikro-organisme komersial serta dibekali nutrisi dan unsur hara mikro dan makro yang berguna bagi mikroba dan komoditas budidaya.  Sekumpulan mikro-organisme  unggul berguna dikemas dalam pupuk hayati Bio Perforasi terdiri dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung (seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi  bahan organik sederhana, seperti  senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, Vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan  hara mikro: seperti  Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu,  yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi.

Bio Perforasi secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan, bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip “mem-bioperforasi“ secara alami oleh zat inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan  pertumbuhan dan produksinya.  Ternyata dengan sistem demikian  masalah  tersumbatnya  produksi komoditi pertanian dapat dipecahkan.
Efek sinergi tersebut diwujudkan dalam bentuk : (1) diredamnya faktor penghambat tumbuh kembang tanaman yang dijumpai dalam tanah, (2) adanya produksi senyawa bio-aktif seperti enzim, hormon, senyawa organik, dan energi kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman, (3) fotosintesis makin efisien karena jalur reaksi Hill teraktifkan, (4) fixasi nitrogen non-simbiotik dan simbiotik meningkat, (5) pasok dan penyerapan hara oleh akar makin efesien, lancar, dan berimbang, (6) ketahanan internal terhadap hama dan penyakit meningkat, dan (7) produksi dan mutu hasil meningkat.

Melalui jasa mikro-organisme unggul yang sebelumnya telah dikondisikan terhadap lingkungan tumbuh kembang tanaman serta dibekali nutrisi dan unsur hara, faktor pembatas  produksi dan kendala tumbuh asal tanah dan lingkungan dapat direndam sehingga tanaman dapat dipacu berproduksi tanpa menggangu hasil rekayasa konstelasi genetik yang telah dimiliki tanaman sebelumnya.  Hal ini  seiring dengan tujuan  meningkatkan produktivitas hasil dari tanaman varietas unggul  yang memiliki potensi genetik tinggi seperti padi  Hibrida, PTB dan padi unggul lain yang akan dikembangkan untuk daerah-daerah kritis lebak rentan cekaman kesuburan tanah yang labil.  Penggunaan mikroba Bio P 2000 Z  secara teratur dan sesuai anjuran ternyata mampu mendongkrak potensi produksi  tanaman yang bersangkutan melebihi referensi Genetik yang dimilikinya dan  cekaman anasir penghambat dalam tanah.

Uji Pembuktian pada padi di lapangan menunjukkan bahwa pada lahan sawah yang masam dan  kesuburan rendah  dapat mendongkrak tumbuh kembang  tanaman dengan performa 2 – 3 kali tanaman normalnya (Kalijati-Subang), pemakaian yang rutin di lahan sawah irigasi yang tua dapat menurunkan pemakaian pupuk kimia sampai 60% dengan diiringi peningkatan produksi padi  IR-64 dan Ciheurang  (mencapai 8 - 10 ton/ha GKG) dilahan yang sama kontrol petani hanya mendapatkan 4,5 – 5.5 ton/ha.   Penerapan Bio P 2000 Z pada padi hibrida Pusaka  (umur 90-97 hari) mencapai hasil  9,7 - 10.5 ton/ha (skala petani di Karawang);  Padi Hibrida Pusaka 2 hasil mencapai 12 – 14 ton/ha (skala uji coba di Cibitung); Penerapan Bio Teknologi Penyubur ini  pada padi PTB (Padi Tipe baru) menunjukkan hasil yang melebihi potensi determinasinya, 10 - 13 ton/ha (dalam penerapan paket bioteknologi Bio P 2000 Z padi unggul di sawah kritis Kalijati-Subang). 

Keunggulan penerapan teknologi Bio Perforasi pada padi adalah meningkatnya produktivitas dan kualitas beras.  Pada padi unggul nasional memacu bertambahnya anakan produktif rata-rata 19 – 35 anakan dan kuatnya perakaran (gambar A), tahan rebah dan serangan penggerek batang; malai lebih besar (berisi) sehingga dibanding tanpa Bio P2000Z pada volume gabah kering giling (GKG) yang sama rendemen meningkat 30% - 40%.  Karena proses keseimbangan hara ini beras lebih jernih dan tidak mudah remuk/patah saat digiling.  Sedangkan hasil kering panen rata-rata riil yang dicapai petani di lapangan adalah 8,5 – 11,5 ton/ha dan yang tanpa Bio P hanya 5,5 – 7,0 ton/ha.  Potensi hasil uji coba penelitian dapat menghasilkan gabah 13 – 15 ton/ha.   Penggunaan bio P 2000 Z untuk Padi  hanya  4 – 5 liter/ha.

Performa tanaman secara Visual dapat dilihat sebagai berikut:


tanpa
 
dengan
 
  

Penerapan pada jagung telah dikembangkan  dalam skala luas di Jawa Tengah,  Teknologi ini telah mendongkrak  hasil rata-rata panen petani daerah binaan teknologi dari 3 – 4 ton/ha menjadi  6 – 10 ton/ha  (Panen telah dilakukan oleh Dirjen Bina Produksi Tanaman Pangan dan Bupati Grobogan  Januari 2003)

JAGUNG

Varietas yang digunakan adalah hibrida dan unggul lokal (komposit) berikut:
 Rata-rata hasil panen dan keunggulan:

Parameter


Hasil Panen rerata
Untuk  Var. Lokal
Potensi  hasil
Maks. matematis
Keunggulan :


Penggunaan Bio P
3 – 5 liter/ha
Dengan
Bio P2000Z
8 – 10 t/ha
7 – 11 t/ha
12 – 15 t/ha
21 t/ha
daun & btg.bsr
Tahan hama
Tahan kering
Tanah subur Berkelanjutan
Tanpa
Bio P2000Z
4,5 – 6,5 t/ha
3,5 – 4,5 t/ha
8,0 – 10 t/ha
14 t/ha

 





 
 



  
Potensi 2 – 3 tongkol      2 Cab. Produktif
 Potensi 3 – 5 tongkol

Keunggulan teknologi ini tampak memper-besar batang dan perakaran yang lebih banyak sehingga tanaman lebih kokoh dan tahan kekeringan. Disamping itu pada tongkol sekunder yang muncul hampir bersamaan dengan tongkol utama cenderung  produktif sehingga akan menambah menjadi 2 atau 3 tongkol. Jagung yang sifat genetik bercabang respon Bio P2000Z dan cabang cenderung produktif hingga membentuk tongkol 5 – 6 tongkol/tan, berarti produksi akan berlipat.

 
Tanpa  Bio P2000Z
 
Dengan Bio P2000Z
 

Penerapan pada Kedelai  Teknologi Bio P 2000 Z menjadi sangat diyakini masyarakat dan pemakai karena  berasal dari penelitian dasar dan pengembangan penelitian serta telah dilakukan percobaan-percobaan yang intensif dan teliti dalam skala ekonomis maupun laboratorium.  Di Balai pelatihan transmigrasi KALTENG  aplikasi teknologi ini terbukti membooster produktivitas kedelai rata-rata 3,4 ton/ha dari hal yang dianggap mustahil  sebelumnya pada tanah yang didominasi pasir kuarsa.  Uji coba  lanjut yang dilakukan bersama petani di kebun percobaan dihasilhkan rata-rata  dari petak perlakuan sebesar  2,5 - 6,5 ton/ha (telah di ekspose Sinar Tani edisi 17 Maret 1999).  Pembuktian  teknis oleh penemunya di lahan masam gambut, sulfat masam dan berpirit di PLG Kapuas telah teruji sejak tahun 1998-2000, mampu melipatgandakan produksi lebih dari 250% dari rata-rata setempat.  Bahkan di  lahan  kritis yang memiliki tipe tanah marginal pasir  kuarsa (di Palangka Raya  dan UPT  Sei Gohong),  teknologi ini mampu memberikan hasil produksi  dengan kisaran hasil  mencapai  3,8  ton/ha  jauh lebih tinggi dari hasil cara konvensional (umum petani) hanya mampu 0,4 - 0,6  ton/ha.  Pada tipe lahan sejenis, peningkatan produksi juga tercapai oleh petani di Gagutur, Barito Selatan (Kalteng). 

BAGAIMANA  CARA  BUDIDAYA  KEDELAI  DENGAN TEKNOLOGI   BIO PERFORASI  (BIO P 2000 Z)      ?       

Hasil produksi Riil dari penanaman bulan Juni 2000 di lahan Gambut PLG Kapuas Kalteng dan lahan pasang surut bergambut Masuji-Lampung  telah dipanen oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan produksi rata-rata 2,5 ton/ha hingga mencapai 5,1 ton/ha dari penanaman 300 ha yang tersebar di dua kawasan transmigrasi di atas; dan di Air Kubang Padang, Musi Banyuasin – Palembang pada lahan pasang-surut mampu menghasilkan 4,2 ton/ha sementara bila dibandingkan rata-rata umum produksi konvensional di PLG  hanya 0,6 - 0,8 ton/ha. Di Majalengka (2001) 3,2 – 3,8 ton/ha; potensi di hamparan perak Sumut 3,5 – 5 ton/ha dari rata-rata umum setempat 0,8 – 1 ton/ha serta panen di Tanjung Morawa-Deli Serdang (Sumut, 21 juni 2001) berhasil di ubin oleh wakil gubernur  mencapai panen dengan hasil 2,58 – 4,16 ton/ha pada varietas kedelai lokal kipas putih.   Untuk kedelai edamame basah,  potensi  yang dihasilkan 8 -11 ton/ha dibanding  rata-rata umum petani 4 - 5 ton/ha basah  (hasil penerapan di parung-bogor).

Di Jambi (Agustus 2002) di Tanjung Jabung Timur, telah di Panen Gubernur Jambi hasil rata-rata mencapai 3,5 ton/ha  (2,6 ton/ha – 4,6 ton/ha) dari kedelai uji coba 100 Ha bahkan teknologi ini telah diterapkan oleh petani diuntuk ternak, ikan dan tanaman lainnya. Ujicoba maupun uji komersial lain juga telah dilakukan di daerah-daerah  sentra kedelai seperti di Jawa Timur ( 1.300 Ha), Jagung di Grobogan Jateng 3000 Ha, di Lombok NTB, Andonara NTT, Gorontalo, Makassar (Sulsel), Maluku Tengah, Nabire dan Merauke (Papua) yang semuanya menunjukkan pelipat gandaan hasil yang significan.

 
Bio Perforasi memberi harapan  pada peningkatan produksi kedelai  mencapai 5 - 6 ton/ha  dalam skala terbatas jika penerapan  kaidah teknologi dengan tepat.  Dalam kondisi terkontrol penerapan Teknologi Bio P 2000 Z dapat mengeksitasi pertumbuhan dan produksi kedelai lokal tinggi mencapai 2,8 – 3,2 meter (seperti pohon) dengan lebat polong 1800 – 2300 polong/tanaman; pada tahun 2003 berhasil dikembangkan kembali pada kedelai lokal sehingga mencapai ketinggian tanaman  4,5 Meter dan kedelai edamame 2,40 Meter dengan buah yang cukup lebat. Dibanding teknologi konvensional di lokasi yang sama kedelai lokal ini hanya: tinggi= 6,5 cm dan polong= 20–75 polong /tanaman, dan untuk kedelai edamame hanya setinggi 40 – 55 cm dengan buah kurang dari 50 polong  per tanaman. 
Pada tingkat  keberhasilan   tersebut  maka   diprediksikan secara matematis kemampuan produksi kedelai diatas memiliki potensi 14 ton/ha – 30 ton/ha dan jika populasinya optimal mampu mencapai 50 ton/ha

Efek lain yang bersahabat dari teknologi Bio-Perforasi ialah terhadap lingkungan tanah dan tanaman. Bersama dengan mikro-biota indegenus, pupuk hayati Bio-Perforasi yang diintroduksikan ke tanah serta permukaan daun dan ranting membentuk keseimbangan ekologi baru dengan meredam aktivitas mikro-organisme patogen yang tidak diinginkan, tetapi memicu performa mikro-organisme bersahabat. Keseimbangan ekologi baru ini sangat kondusif bagi tumbuh kembang tanaman, tetapi juga aman bagi kehidupan lain.
 


Proksi  Mantap Tan. Pangan; Yogyakarta,  9  APRIL  2003;  Pakan Baru, 15 April, 2003;  Denpasar,  21  April 2003

Disampaikan Oleh:  Ali Zum Mashar Inventor  teknologi  Bio P 2000 Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar