Minggu, 15 Maret 2015

Mikroba Google Biop 2000z Menyuburkan Semua Tanaman


A.     Bioteknologi Penyuburan  Diperlukan Untuk Tumbuh-Kembang Tanaman

Revolusi hijau dengan mengandalkan pupuk dan pestisida memiliki dampak negatif dalam kesuburan tanah yang berkelanjutan dan mutasi yang tidak diinginkan.  Lahan yang terus dipupuk dengan Urea (N) cenderung menampakkan respon  kesuburan tanaman seketika, tetapi berdampak pada cepat habisnya bahan organik tanah karena memacu berkembangnya dekomposer dan bahan organik sebagai sumber makanan mikroba lain habis.  Akibatnya disamping hilangnya mikroba pengendali keseimbangan daya dukung kesuburan tanah, pemupukan kimia yang terus menerus menyebabkan tumpukan residu yang memebihi daya dukung lingkungan yang jika tidak terurai akan menjadi “racun tanah” dan tanah menjadi “Sakit”. Ion-ion yang tidak seimbang di tanah tersebut cenderung menyebabkan tanah menjadi masam dan berpengaaruh besar terhadap terhambatnya tumbuh kembang tanaman. 

Pemakaian Pestisida yang tidak terelakkan lagi cenderung mempercepat rusak parahnya kesuburan tanah karena kematian mikroba pengendali kesetimbangan alami tanah dan bahkan residunya dapat terbawa pada hasil panen seperti residu DDT.  Kebijakan pertanian yang salah kelola  tersebut mengakibatkan kemerosotan mutu lahan terus terjadi sehingga dampak  negatif  yang timbul lebih besar  dari manfaat sesatnya bagi pertanian yang berkelanjutan.  Secara sederhana, rendahnya produktivitas pertanian disamping karena faktor alam yang menjadi pembatas, rendahnya produktivitas tanaman merupakan akibat dari penguasaan teknik budidaya yang terbatas dan penerapan teknologi yang sepotong-sepotong, juga disebabkan oleh teknologi yang kurang dapat dipahami pengguna sehingga optimal/maximal sulit dapat dicapai.

Upaya mengembalikan keseimbangan  alami melalui penyuburan organik terus digalakkan melalui paket pertanian organik, tetapi banyak orang beranggapan pertanian organik adalah pemakaian pupuk organik seperti kompos yang terasa berat dalam penerapannya dan mahal yang belum tentu sesuai dengan peningkatan produksinya.  Pemanfaatan jasa mikroba  sinergistik yang mampu membuat bahan organik alami di dalam tanah belum banyak dipahami, padahal kunci dari kesuburan biologi (organik) dikendalikan oleh mikroba ini. 

Teknologi mikrobial hayati komersial yang dikenalkan dipasaran sebagian besar justru sebalinya mempercepat penurunan bahan organik didalam tanah seperti EM-4.  beberapa teknologi sinergistik yang dikenalkan seperti CM-Series untuk tanaman Padi, Mikoryza untuk Jagung,  dan bakteri-bakteri pelarut fosfat alam belum mampu menunjukkan hasil yang memuaskan sehingga hilang dari pasaran kalah dengan penggunaan pupuk kimia.  Hal ini perlu disadari bahwa masyarakat mengejar produktivitas dengan berbagai cara.  Tantangan ke depan adalah perlunya teknologi organik yang memiliki produktivitas lebih tinggi dari  penggunaan pupuk kimia? 

Teknologi hayati dapat menjawab tantangan di atas dan menjamin kualitas dan lestarinya pertanian yang berkelanjutan, tetapi pada kondisi seperti ini diperlukan bukti nyata dan pengawalan yang baik berikut kebijakan yang kondusifnya.  Hal ini dirasa perlu untuk kembali ke keadaan seimbang semula dengan jalan melakukan rekayasa alamiah. Keseimbangan alami dalam tanah secara nutrisional (kimia), mikro-organisme dan tanaman (biologi), kondisi alam dan perlakuan manusia (fisik) diciptakan agar dapat menunjang sebesar-besarnya pencapaian produksi tanaman setinggi-tingginya tanpa mengganggu keseimbangan lestari ini harus menjadi landasan bagi usaha pertanian tradisional maupun modern yang berkelanjutan.


Telah diketahui bahwwa semua mikro-organisme unggul berguna dapat diintroduksikan ke tanah dan dapat diberdayakan agar mereka berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, sekumpulan mikro-organisme diketahui menghuni permukaan daun dan ranting. Sebagian dari mereka ada yang hidup mandiri, bahkan dapat menguntungkan tanaman. Ternyata diketahui beberapa mikroorganisme  tersebut melakukan assosiasi dengan tanaman  dan saling memanfaatkan sekresi yang dihasilkan, dimana mikroba memanfaatkan sisa-sisa nutrisi dan cairan mineral tanaman sedangkan mikroba menghasilkan sejumlah senyawa dan energi, nutrisi organik intermediate yang dapat diserap langsung dan dibutuhkan oleh tanaman untuk memacu metabolisme tumbuh-kembang yang optimal-maksimal tanaman.  Prinsip-prinsip di atas  telah diungkapkan dalam  kaidah-kaidah penerapan pupuk Hayati Bio P 2000 Z.

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar